Merespons Perubahan dan Merefleksikan Kembali Kelahiran NU

101

Namun, tidak semua negara yang merdeka pada

periode tersebut memiliki semangat yang sama. Arab

Saudi, sebagai contoh, dapat dikategorikan sebagai negara

yang memerdekakan diri, tapi kemerdekaan Arab Saudi

adalah bentuk dari pemisahan teritori tersebut dari Turki

Usmani yang runtuh pasca kekalahannya pada Perang

Dunia I. Bahkan motivasi kemerdekaan Arab Saudi ini

sebagian besar dapat dilihat sebagai kepentingan Barat.

Ada banyak ulasan dalam berbagai macam literatur

bagaimana proses kemerdekaan Hijaz ini disponsori oleh

Barat. Setelah Turki Usmani runtuh, Barat menyerahkan

Arab Saudi kepada orang lain, bukan kepada Syarif Husein

seperti yang mereka janjikan. Arab Saudi akhirnya berdiri

atas kerja sama tiga pihak: keluarga Saud, Wahabisme, dan

bangsa barat.

Kehadiran NU tak luput dari dinamika ini. Saat

dinamika

sengit

ini

berlangsung,

inisiator

utama

pendirian NU sebagai jam’iyyah (organisasi), KH.

Abdul Wahab Hasbullah, sedang berada di Mekah. Ia

menyaksikan langsung dari dekat bagaimana dinamika

tersebut berlangsung. Melihat perkembangan politik di

timur tengah, setelah pulang ke tanah air, ia mendirikan

Nahdlatul Wathon pada 1916, Nahdlatul Tujjar pada 1918,

dan Tasfirul Afkar pada 1919. Puncaknya Ketika Turki

Usmani resmi bubar pada 1923, ia berinisiatif mengusulkan

berdirinya NU setelah meminta izin kepada guru gurunya,

yaitu KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Hasyim pun juga

meminta izin kepada gurunya, KH. Muhammad Kholil

Bangkalan. Setelah mendapat izin, NU akhirnya berdiri

pada 1926. Langkah ini tentu dapat dilihat sebagai respon

terhadap perkembangan global. Ia menyaksikan sendiri

bagaimana Turki Usmani yang telah berkuasa selama lima